Utsman bin Affan: Sang Pemilik Dua Cahaya dan Dermawan Tiada Tanding
Dalam lembaran sejarah Islam, nama Utsman bin Affan menempati posisi yang sangat istimewa. Beliau bukan sekadar pemimpin politik, melainkan simbol kesalehan, kerendahan hati, dan kedermawanan yang melampaui batas logika materi. Dikenal dengan julukan Dzun Nurain (Pemilik Dua Cahaya), Utsman bin Affan adalah Khalifah ketiga dari Khulafaur Rasyidin yang membawa perubahan besar bagi administrasi dan kodifikasi Islam.
Profil Singkat Utsman bin Affan
Utsman lahir dari keluarga bangsawan Quraisy yang kaya raya, klan Umayyah. Meskipun hidup dalam gelimang harta sejak kecil, ia dikenal sebagai pribadi yang pemalu dan membenci kemaksiatan. Karakter inilah yang kemudian membawanya menjadi salah satu orang pertama yang memeluk Islam (Assabiqunal Awwalun) melalui dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Julukan Dzun Nurain: Mengapa Begitu Istimewa?
Gelar Dzun Nurain diberikan karena Utsman bin Affan menikahi dua putri Rasulullah SAW, yaitu Ruqayyah dan setelah Ruqayyah wafat, ia menikahi Ummu Kultsum. Tidak ada manusia lain dalam sejarah yang pernah menikahi dua putri Nabi SAW, sebuah kehormatan yang menunjukkan betapa tingginya kedudukan Utsman di mata Rasulullah SAW.
Kedermawanan yang Menjadi Legenda
Jika kita berbicara tentang Utsman, kita berbicara tentang "filantropi Islam". Beliau adalah bukti nyata bahwa kekayaan di tangan orang beriman akan menjadi rahmat bagi semesta.
1. Sumur Rummat: Wakaf yang Abadi hingga Kini
Saat umat Islam hijrah ke Madinah, mereka mengalami krisis air bersih. Satu-satunya sumber air yang jernih adalah Sumur Rummat milik seorang Yahudi yang menjual airnya dengan harga mahal. Utsman membelinya dengan harga fantastis dan mewakafkannya untuk kaum muslimin. Menariknya, rekening atas nama Utsman bin Affan di Arab Saudi dikabarkan masih aktif hingga hari ini untuk mengelola hasil kebun kurma di sekitar sumur tersebut.
2. Pendanaan Perang Tabuk
Ketika Rasulullah SAW menyerukan bantuan untuk Perang Tabuk (Jaisyul Usrah), Utsman memberikan 1.000 ekor unta, 50 ekor kuda, dan 1.000 dinar emas. Kontribusinya begitu besar hingga Nabi SAW bersabda, "Apa yang dilakukan Utsman setelah hari ini tidak akan membahayakannya."
Pencapaian Besar Selama Masa Kekhalifahan (23-35 H)
Utsman bin Affan memimpin selama 12 tahun, masa jabatan terlama di antara Khulafaur Rasyidin lainnya. Berikut adalah pencapaian monumentalnya:
1. Kodifikasi Al-Qur'an (Mushaf Utsmani)
Ini adalah jasa terbesar Utsman bagi dunia Islam. Seiring meluasnya wilayah Islam ke Persia hingga Afrika Utara, muncul perbedaan dialek (lahjah) dalam membaca Al-Qur'an. Untuk mencegah perpecahan, Utsman memerintahkan pengumpulan naskah asli dan membukukannya ke dalam satu standar. Mushaf inilah yang kita baca hingga hari ini, yang dikenal sebagai Mushaf Utsmani.
2. Pembentukan Angkatan Laut Islam
Di bawah saran Muawiyah bin Abu Sufyan, Utsman membangun armada angkatan laut pertama dalam sejarah Islam. Langkah ini sangat strategis untuk melindungi wilayah Islam dari serangan Kekaisaran Bizantium di Laut Mediterania.
3. Perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram
Karena jumlah jemaah haji dan penduduk Madinah yang terus meningkat, Utsman melakukan renovasi besar-besaran dan memperluas kedua masjid suci tersebut menggunakan dana pribadinya.
Fitnah dan Ujian di Akhir Masa Jabatan
Masa kepemimpinan Utsman tidak lepas dari ujian. Pada enam tahun terakhir masa jabatannya, muncul benih-benih fitnah yang disebarkan oleh kelompok-kelompok yang tidak puas dengan kebijakan administratifnya. Tuduhan nepotisme sering dialamatkan kepadanya karena mengangkat beberapa kerabat dari klan Umayyah sebagai gubernur.
Namun, sejarah mencatat bahwa orang-orang yang diangkat Utsman sebenarnya adalah individu yang kompeten di bidangnya. Sayangnya, agitasi politik yang dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Abdullah bin Saba' memicu pemberontakan besar yang mengepung rumah sang Khalifah di Madinah.
Syahidnya Sang Khalifah yang Sabar
Meskipun rumahnya dikepung oleh pemberontak, Utsman melarang para sahabat dan penduduk Madinah untuk mengangkat senjata membelanya. Ia tidak ingin ada darah muslim yang tumpah demi melindungi nyawanya.
Pada hari Jumat, 18 Dzulhijjah tahun 35 H, saat beliau sedang berpuasa dan membaca Al-Qur'an, para pemberontak menerobos masuk dan membunuhnya. Beliau wafat sebagai syahid, dengan darahnya yang menetes di atas lembaran Al-Qur'an pada ayat:
"Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 137).
Teladan yang Bisa Kita Ambil
Utsman bin Affan mengajarkan kepada kita bahwa:
Kesalehan dan Kekayaan Bisa Berjalan Beriringan: Harta bukanlah musuh ibadah jika digunakan di jalan Allah.
Keadaban (Adab) yang Tinggi: Rasa malu dan santun adalah bagian dari iman yang sangat dicintai Allah.
Kesabaran dalam Menghadapi Fitnah: Utsman memilih mengorbankan dirinya sendiri daripada memicu perang saudara antarumat Islam.
Utsman bin Affan adalah sosok pemimpin yang visioner namun tetap rendah hati. Warisannya berupa Mushaf Al-Qur'an menjadi pemersatu umat Islam di seluruh dunia sepanjang masa. Mempelajari sejarah beliau bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi mengambil inspirasi bagaimana menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang banyak dengan apa yang kita miliki.

0 Response to "Utsman bin Affan: Sang Pemilik Dua Cahaya dan Dermawan Tiada Tanding"
Posting Komentar
silakan berkomentar. No SARA. jangan memasang link hidup di dalam isi komentar atau akan dihapus.